Menggali untung dari jasa kebutuhan air bersih

PELUANG BISNIS JASA PENGEBORAN SUMUR




Menggali untung dari jasa kebutuhan air bersih
Seiring bertambahnya populasi manusia, air bersih menjadi barang mahal. Maklum, selain untuk air minum, air bersih juga diperlukan untuk mendukung berbagai kegiatan manusia, mulai dari kita bangun tidur hingga menjelang tidur kembali.

Kebutuhan air bersih semakin meningkat seiring pertumbuhan industri di negeri ini. Pembangunan pabrik-pabrik baru, hotel, maupun kawasan hunian terus mendorong permintaan akan air bersih. Untuk memenuhi permintaan yang kian besar, air harus dicari dari sumber-sumber yang lebih dalam, mulai dari 100 meter (m) hingga 250 m. Tujuannya, agar tidak mengganggu air permukaan yang menjadi sumber air andalan bagi rumahtangga.

Kondisi inilah yang membuka peluang bagi jasa pengeboran sumur dalam (well drilling). Meski jenis usaha ini sudah berkembang sejak lama, namun, potensi bisnis pengadaan air bersih masih sangat besar.

Muhammad Yasin, Manajer PT Cheria Alam Mandiri, menyebutkan, potensi bisnis ini masih bagus. “Terutama di daerah-daerah yang menjadi lokasi pendirian pabrik-pabrik baru,” jelas dia. Cheria Alam mulai fokus menangani pekerjaan pencarian air bersih sejak 2011.

Selama ini, menurut Yasin, order yang datang ke Cheria Alam berasal dari pemilik pabrik baru, apartemen, dan pengembang perumahan. Selebihnya, mereka juga menangani pengeboran sumur untuk hotel-hotel. “Terutama untuk resor atau hotel di pinggir pantai. Mereka butuh pengeboran sumur untuk mencari sumber air tawar dan bersih,” jelas dia.

Situasi tidak jauh berbeda dirasakan Surya Irawan, pemilik PT Menara Asia Global. Surya menyebut, Menara Asia banyak mendapatkan klien dari pemilik pabrik baru dan perumahan kelas atas. Menara Asia kini juga menerima banyak permintaan dari pemilik perkebunan di luar Pulau Jawa. “Permintaan pengeboran sumur tidak pernah sepi,” tutur dia.

Sejatinya, pengadaan air bersih ini bukan hanya melalui sumur bor. Dalam jasa ini, biasanya, pembuatan sumur bor menjadi alternatif terakhir, bila tidak ditemukan sumber-sumber air lainnya yang bisa diolah menjadi air bersih.

Jadi, ketika di lokasi sudah ada sumur yang bisa memasok kebutuhan air, sumur itu tetap dipakai. “Kami hanya melakukan penyaringan untuk mendapatkan kadar kebersihan seperti yang diinginkan oleh klien,” terang Yasin.

Perusahaan Yasin yang berlokasi di kawasan Mampang Prapatan itu, menawarkan berbagai jasa pengadaan air bersih, mulai dari well drilling (sumur bor), water treatment plant (penyaringan air), dan reverse osmosis. Karena itu, “Dari sejumlah permintaan yang datang, tidak semuanya akan berujung ke pengeboran sumur baru,” kata Yasin.

Saat menangani seorang klien, Yasin pun tidak langsung menawarkan jasa sumur bor. Ia akan terlebih dulu melakukan konsultasi dengan klien soal kebutuhan air bersih, tujuan penggunaan air hingga tingkat kebersihan air yang diinginkan oleh klien.

Selanjutnya, penyedia jasa akan melakukan survei untuk melihat kondisi di lapangan dan menentukan solusi yang tepat. “Setelah melihat kondisi lingkungan terhadap ketersediaan air, baru diputuskan tindakan apa yang harus dilakukan, apakah membuat sumur baru atau penyaringan air dari sumur yang sudah ada,” terang Yasin.

Maklum, biaya pengeboran sumur ini lebih mahal bila dibandingkan dengan penyaringan atau reserve osmosis. Ongkos pencarian air bersih dengan mata bor ini bisa mencapai ratusan juta per proyek. Sementara ITU, biaya pembuatan water treatment plant berkisar puluhan juta per proyek.

Dalam sebulan, Cheria Alam menerima 12 permintaan pengadaan air bersih. Dari jumlah itu, pengeboran hanya dilakukan pada satu lokasi. “Di lokasi lainnya, biasanya kami memperbaiki sumur yang sudah ada dan melakukan penyaringan air,” kata Yasin.

Cheria Alam mematok ongkos pengeboran mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 1 juta per kedalaman satu meter. “Semakin sulit kondisi tanahnya, misalnya banyak bebatuan besar dan keras, maka biaya pengeboran akan semakin mahal,” jelas Yasin. Tak heran, dalam satu proyek sumur bor, mereka bisa mendulang omzet hingga Rp 500 juta.

Sama halnya Cheria Alam, Menara Global juga membanderol ongkos pengeboran sumur mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 1 juta. Dalam sebulan, Surya menuturkan, bisa menerima lima hingga delapan proyek dengan nilai bervariasi. Dia pun bisa merengkuh omzet Rp 400 juta setiap bulan.

Lantaran menawarkan jasa, keuntungan yang bisa dikantongi cukup lumayan. Surya bilang, margin usaha pengeboran sumur ini berkisar antara 20% hingga 25%. Anda tertarik menjajal usaha ini?


Sertifikat juru bor

Seperti usaha jasa yang lain, kunci sukses bisnis pengeboran sumur adalah sumber daya manusia (SDM). “Investasi terbesar dalam usaha ini adalah membangun SDM,” kata Surya yang memulai usaha ini dengan lima orang pekerja.

Anda sebaiknya mempekerjakan orang-orang yang memiliki sertifikat juru bor. Namun, Anda juga bisa mengambil tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan apa pun. Asalkan, Anda bersedia menyertakan mereka untuk mengikuti pelatihan juru bor.

Pelatihan ini biasanya diadakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. “Pelatihan ini biasanya diadakan di Bandung dengan jangka waktu satu hingga dua bulan,” kata Heri Triyantoro, Marketing
Cheria Alam.

Pendidikan ini penting karena pekerja juga harus mempunyai wawasan dan pengetahuan tentang kondisi bebatuan di tanah (geologi). Selain itu, pelatihan juga menjadi bekal saat menghadapi berbagai kendala dalam proses pengeboran. “Saat proses pengeboran, cukup banyak masalah yang akan ditemui, seperti lapisan berbatu atau lapisan tanah yang sulit,” terang Surya.

Setelah mendapatkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan sesuai, Anda masih harus mempersiapkan berbagai peralatan. Untuk mencari sumber air di dalam tanah, sekitar 100 m hingga 250 m di bawah permukaan, membutuhkan mesin bor khusus. “Diameter mata bor yang dibutuhkan berkisar 8 inci–25 inci,” kata Yasin.

Tak harus memakai mesin baru, untuk menghemat modal, Anda bisa menggunakan mesin-mesin bekas yang berkualitas. “Yang penting, mesin bisa bekerja dengan baik, misalnya, mesin bekas perusahaan pengebor minyak,” ujar Yasin.

Maklum, harga mesin ini relatif mahal. Surya bilang, harga satu unit mesin bor yang bisa menjangkau hingga ke dalaman ratusan meter berkisar Rp 70 juta hingga Rp 150 juta.

Penggunaan mesin akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Seperti dalam rumah yang padat penduduk, lebih baik digunakan mesin penggerak listrik. Sebaliknya, jika tak tersedia listrik di lapangan, penggerak mesin bensin dan diesel bisa dipilih. “Jika area berbatu atau kondisi ekstrem, kami memakai sistem hidraulik yang lebih kuat,” kata Surya yang lebih banyak merakit mesin sendiri.

Hampir sama dengan usaha-usaha lainnya, untuk mempromosikan usaha ini, baik Yasin maupun Surya, saat ini banyak mengandalkan promosi online. “Ini karena pelanggan kami lebih banyak dari daerah, jadi kami sangat terbantu sekali dengan promosi di dunia maya ini,” kata Yasin.

Begitu pula dengan Surya. Meski sudah mempunyai basis pelanggan yang cukup banyak, dia tak mau ketinggalan membuat situs untuk mempromosikan jasa pengeboran air bersih Menara Asia.   


Share this article :
 

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Waralaba@ - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger